Selasa, 15 Desember 2009

Malapetaka Di depan Mata

upgrading BPM...

Malapetaka akibat pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim mengancam semua makhluk tanpa terkecuali.senin(7/12), utusan dari 190 negara mulai berunding dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, Denmark.

sejumlah bukti ilmiah menunjukkan kenaikan suhu global pada abad 21 diperkirakan 2-4,5 derajat celcius akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Di indonesia, perubahan itu terasa pada panjang pendeknya musim hujan atau musim kemarau. Dampak langsung yang ditimbulkan dari perubahan iklim adalah banyaknya gagal panen di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, di segi kelautan juga mendapatkan dampak yang cukup besar. Gelombang laut yang tinggi dan seringnya terjadi badai tropis mengakibatkan nelayan menjadi jarang untuk melaut.

Malapetaka Global

Berdasarkan perkiraan sejumlah ahli, suhu bumi saat ini meningkat 0,5derajat celcius dari level 150 tahun silam. Kenaikan akan terus berlangsung apabila sejumlah negara maju tidak menurunkan laju emisi di negara tersebut. Berdasarkan scenario Panel Internasional Antar Pemerintah Untuk Perubahan Iklim (IPCC), kenaikan suhu bumi hingga 6 derajat celcius berpotensi menaikkan permukaan laut hingga 1meter tahun 2100. Puluhan juta penduduk dunia akan terancam migrasi karena banjir, kekurangan air, dan perubahan iklim yang ekstrim. Dengan demikian , apabila hal ini terus berlangsung, negara-negara kepulauan dengan ketinggian 1-2meter dpl akan hilang.

Konferensi perubahan iklim PBB 2009 dibuka resmi di tengah suhu kota Kopenhagen, Denmark yang hampir 0 derajat celcius dihadiri oleh 192 negara sepanjang 7-18 Desember. Bagi yang optimis, Konferensi Kopenhagen mampu malahirkan kesepakatan kuat. Hal ini didasari atas sikap China dan AS yang mulai kondusif. Akhir November, pemerintah AS berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 17% dari level 2005 pada 2020. Kemudian Pemerintah China mengumumkan target penurunan emisi sebesar 40-45% dengan waktu dan kurun yang sama. Dan Indonesia berencana mengurangi emisi CO2 hingga 26% pada tahun 2020. Namun, sementara itu target menurunkan emisi CO2 hingga 40% di negara-negara maju tahun 2020, masih jauh dari sasaran. Negara-negara maju masih mencoba untuk mengulur target pengurangan emisi. Merekatidak ingin perekonomian menjadi kuran kompetitif karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya pengembangan teknologi ataupun pengembangan pabrik. Sementara negara berkembang juga tidak mau didikte negara majukarena menurut mereka, negara majusudah melakukan industrialisasi dan harus memikul tanggung jawab yang lebih besar.

dengan pandangan seperti itu, sejumlah klangan PBB merasa pesimis dengan hasil pertemuan Kopenhagen. Namun kitaberharap para perunding tidak kehilangan semangat untuk mencaapai kesepakatan baru untuk mengurangi emisi karbon di dunia dan memberikan bantuan kepada negara berkembang untuk mau bersama sadar akan lingkungan.

sumber : KOMPAS, Senin, 07.12.09 dan KOMPAS, Selasa 08.12.09

diedit oleh : John Haen (BPM) dan andoredejava

andoredejava.blogspot.com

        

0 comments: