"Saya sayang kamu.."
"Apakah kamu sudah tidur..?"
"Selamat pagi.."
"Awas, aku pukul kamu nanti..!"
Ada berbagai macam cara manusia untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Dengan perkataan, tindakan, surat, ekspresi wajah, dan masih banyak lagi. Cara yang sangat memudahkan dalam menyampaikan informasi dari satu orang ke orang lain adalah dengan percakapan atau kata-kata.
"Kata" diambil dari bahasa sansekerta yaitu "Katha"[1] yang berarti "konversasi", "cerita", "bahasa", "dongeng". Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) mendefinisikan kata sebagai;
- Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiranyang dapat digunakan dalam berbahasa.
- Konversasi , bahasa
- Morfem atau kombinasi beberapa morfen yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.
- Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri atas 1 morfem atau beberapa morfem gabungan.
Kata tidak hanya berfungsi merealisasikan pikiran dan menyampaikannya ke orang lain. Dalam kenyataannya kata mempunyai kekuatan yang sangat besar terhadap seseorang. "Aku sayang kamu.." tiga suku kata yang pasti dan selalu diucapkan seseorang kepada orang lain yang dikasihinya. Menurut anda, bagian mana dari 3 suku kata tersebut yang menarik..? Tidak ada. Seperti halnya "Awas, aku pukul kamu nanti...!!" Apakah menakutkan bagi anda sekarang..? Tentunya tidak. Kata-kata tersebut tidak mempunyai kekuatan apapun apabila kita hanya membaca dari sebuah literatur ataupun kita mendengarkan melalui radio, televisi, dan sebagainya. Namun, kata-kata tersebut akan menjadi sangat kuat bila disertai dengan perasaan dalam pengungkapannya. Orang tua pasti akan menangis saat sang anak mengatakan "Mohon doa restu Ma, Pa.." saat mohon restu di hari pernikahannya, seorang pemuda akan tertawa sendiri dan bertingkah aneh sesaat setelah kekasihnya mengatakan "aku sayang kamu" melalui telephon, yang lebih ekstrem lagi banyak anak muda yang rela menutup hidupnya secara konyol hanya karena mendengarkan kata "Tidak" setelah dia mengatakan "Apakah kamu mau menjadi kekasihku...?"
Apakah yang menyebabkan si orang tua menangis, dan apakah yang menyebabkan si pemuda dengan mudahnya mau mengakhiri hidupnya seperti itu..? jawabannya adalah KATA. saat sang anak mengatakan "Mohon doa restu Ma, Pa..", kekuatan dari kata tersebut menampilkan semua kenangan indah pada pikiran orang tuanya. Kenangan saat sang anak muncul pertama kali di dunia ini, lalu tumbuh saat sang anak datang kepada orang tuanya dengan menangis karena terjatuh, dan sekarang dihadapkan pada kenyataan sang anak akan meninggalkan orang tuanya untuk memulai hidup yang baru bersama dengan pasangannya.
Hal yang sama terjadi pada pemuda yang dengan rela mengakhiri hidupnya hanya karena mendengar kata "tidak" setelah dia mengutarakan perasaannya pada seorang gadis pujaannya. Setelah melalui perjuangan yang amat panjang dan rela menyerahkan apapun demi pujaan hatinya, kata "Tidak" merupakan suatu pukulan besar dan sangat memalukan bagi dirinya sendiri. Kekuatan kata tersebutlah yang kemudian menghancurkan perasaan si pemuda dan hati dan pikirannya tidak kuat untuk menanggung beban yang berat tersebut. Yang terjadi, Dia mengakhiri hidupnya.
Sebegitu kuatnyakah kekuatan dari kata-kata yang kita ucapkan sampai-sampai ada pepatah mengatakan "mulut-mu harimau-mu".
Pada kenyataannya kekuatan kata memang sangat besar dampaknya. Kita tidak bisa menghindari penggunaan kata karena kita harus bersosialisasi dengan sekitar kita. Hanya dengan pikiran dan perasaanlah kita bisa mengolah kata-kata yang akan keluar dari mulut kita.
"salam"
Footnote:
- Lema katha di kamus bahasa Sansekerta-Inggris oleh Monier-Williams (1899)
andoredejava.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar